Hutanku
Rini Intama
pongah menebang asa yang membelah senyap
gemerisik daun kering terinjak kaki perkasa
burung-burung terbang menghilang
cahaya langit pergi mengusap marah
yang mengintip direrimbun daun
dan kuncup kuncup bunga
tak pelak kayu diam tertebas ayunan sebilah kampak
dan gergaji yang sudah selesai diasah
garang menajam tak dengar keluh mengerang
dengarsuara bumi yang mengaduh hingga memekak
tangisan sang akar tertinggal terkelit sakit
habis darah mengalir dan kayu yang tercacah cacah
hutan tak ingin meranggas sedang angin membawa panas
memanggang kayu dan daun daun
ooh benih benih dari rahim pertiwi
menghitung puluhan tahun menunggu tunas tumbuh
sedang longsor memanggil tanah menimbun segala cinta
terhentilah nafas dan hutanku lampus
No comments:
Post a Comment
Budayakan Budaya Sopan
No SARA
Peace
Hijau Alam Kita