Merbau ( Instia bijuga) adalah nama sejenis pohon penghasil kayu keras berkualitas tinggi anggota suku Caesalpiniaceae (Leguminosae). Nama daerah jenis pohon ini yaitu ipil, mirabow, merau pantai, marbon (Sumatra), kayu besi (Maluku dan Irian Jaya), Merbau asam (Kalimantan), ipi (Sunda), bayam (Sulawesi) sedangkan dinegara lain dikenal dengan nama Merbau ipil (serawak, Sabah), ipil, ipil laut (Philipina), kwila (Papua Nugini), krakas (Kamboja).
Jenis
ini merupakan salah satu jenis tanaman penghuni hutan pantai dan hutan
hujan tropika bawah (dataran rendah) yang memiliki nilai ekonomi tinggi
sehingga dijadikan sebagai salah satu jenis kayu komersial berharga di
Indonesia. Jenis Kayu Merbau dihargai berkisar antara US$ 200 per meter
kubik kayu bulat dan US$ 450 – 600 per meter kubik kayu gergajian.
Langkah
penyelamatan dan konservasi terhadap jenis ini diantaranya yaitu dengan
melakukan pengembangan populasi perbanyakan. Beberapa hasil penelitian
menunjukan bahwa tanaman Merbau dapat diperbanyak baik secara generatif
maupun vegetatif. Masih sedikitnya data dan informasi mengenai
pengembangan jenis Merbau menjadi dasar penulisan artikel ini.
Berdasarkan pengalaman langsung dan beberapa literature maka diperoleh
informasi terkait dengan pengembangan dan perbanyakan jenis Merbau.
Perbanyakan Generatif
Semakin
sedikitnya pohon induk Merbau yang ada di alam menyebabkan
pengembangbiakan bijinya sukar dilakukan. Cara mengumpulkan biji Merbau
yaitu dengan melakukan pemungutan biji di sekitar pohon induknya. Karena
biji Merbau tersembunyi di bawah serasah dan dedaunan di lantai hutan
maka perlakuan khusus yang dilakukan yaitu dengan menggali tanah atau
serasah dan dedaunan yang menutupi lantai hutannya terlebih dahulu. Biji
yang terkumpul kemudian dibersihkan dan dikikir pada ujungnya.
Tancapkan biji Merbau ke dalam polibag dengan posisi menyamping, bagian
yang dikikir di atas dan tempat keluar akar di bawah atau di pinggir.
Selain itu perlakuan biji yang akan disemaikan bias juga disertai
perendaman air dingin atau pemberian asam sulfat untuk meningkatkan
perkecambahan benih.
Perbanyakan Vegetatif
Perbanyakan
vegetatif Merbau dilakukan secara stek pucuk (Pudjiono 2008). Stek
pucuk dengan menerapkan perlakuan Zat Pengatur Tumbuh. Zat Pengatur
Tumbuh yang digunakan adalah Rootone F, Rhizatun, Hormonik (Hormon
organik) dengan berbagai konsentrasi menghasilkan persentase stek hidup
yang tertinggi 70,8% tetapi bila dilihat dari parameter tinggi, jumlah
daun dan diameter batang, media pasir menempati urutan terakhir ini
disebabkan sedikit sekali terdapat unsur hara dibandingkan media pasir
kompos ataupun pasir pupuk kandang. Media pasir porous sangat baik untuk
stek sehingga memudahkan akar untuk berkembang. Media pasir pupuk
kandang menghasilkan pertumbuhan tinggi, jumlah daun yang terbaik
dibanding media lainnya. Sedangkan media pasir kompos menghasilkan
pertumbuhan diameter batang yang terbesar disbanding kedua media
lainnya. Untuk menentukan yang terbaik dari semua parameter yang diukur
maka dilakukan dengan mencari nilai index. Nilai index diperoleh dengan
mengalikan semua nilai parameter. Dari nilai indeks tersebut diperoleh
nilai terbesar adalah media dengan komposisi pasir : pupuk kandang. Maka
media pasir : pupuk kandang merupakan media terbaik untuk stek Merbau.
No comments:
Post a Comment
Budayakan Budaya Sopan
No SARA
Peace
Hijau Alam Kita